Jumat, 19 Agustus 2016

GAGAL JANTUNG; PENGERTIAN, GEJALA, PENYEBAB, PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Pengertian Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat. Terjadinya gagal jantung biasanya dipicu oleh masalah kesehatan, seperti:
  • Penyakit jantung koroner.
  • Gangguan ritme jantung.
  • Kardiomiopati atau gangguan otot jantung.
  • Kerusakan pada katup jantung.
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
  • Hipertiroidisme atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
  • Anemia atau kekurangan sel darah merah.
  • Miokarditis atau radang otot jantung.
  • Cacat jantung sejak lahir.
  • Diabetes.


Ada tiga jenis gagal jantung, di antaranya:
  • Gagal jantung yang terjadi akibat rusaknya katup jantung.
  • Gagal jantung yang terjadi akibat melemahnya ruang jantung atau ventrikel kiri yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh.
  • Gagal jantung yang terjadi akibat kakunya ventrikel kiri sehingga jantung sulit terisi darah.
Gejala gagal jantung
Berdasarkan rentang waktu berkembangnya gejala, gagal jantung terbagi menjadi dua, yaitu kronis dan akut. Pada gagal jantung kronis, gejala berkembang secara bertahap dan lama. Sedangkan pada gagal jantung akut, gejala berkembang secara cepat. Seseorang yang terserang gagal jantung akut harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Gejala utama gagal jantung adalah:
  • Sesak napas.
  • Tubuh terasa lelah.
  • Pembengkakan pergelangan kaki.
Diagnosis gagal jantung
Ada beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis gagal jantung, di antaranya adalah ekokardiogram, elektrokardiogram, dan tes darah.
Tes-tes ini penting untuk dilakukan. Selain dapat membantu dokter mengetahui tingkat fungsi jantung pasien, melalui tes-tes ini jenis gagal jantung pada pasien juga dapat diketahui sehingga memudahkan dokter dalam menentukan langkah pengobatan yang tepat.

Pengobatan gagal jantung
Seseorang yang mengalami gagal jantung bukan berarti jantungnya telah berhenti bekerja, melainkan daya pompa jantungnya menjadi lemah. Karena itu mereka yang mengalami kondisi ini membutuhkan pengobatan agar jantungnya bisa tetap berfungsi dengan baik.
Pada sebagian besar kasus, gagal jantung merupakan kondisi seumur hidup yang tidak dapat diobati. Oleh karena itu, dalam kasus demikian, penanganan efektif yang terdiri dari kombinasi obat-obatan, peralatan penopang jantung, operasi perlu dilakukan. Gaya hidup yang sehat juga penting untuk dijalani oleh penderita.
Keefektifan penanganan gagal jantung bukan hanya tugas dokter, namun juga harus didukung oleh kerjasama dari pasien. Penanganan ini bertujuan untuk:
  • Meredakan gejala gagal jantung.
  • Membantu jantung menjadi lebih kuat.
  • Memungkinkan si penderita bisa hidup lebih lama secara normal.
  • Menurunkan risiko serangan jantung dan kematian.
Pencegahan gagal jantung
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah gagal jantung, di antaranya:
  • Mengonsumsi makanan sehat yang cukup mengandung zat besi, serta menghindari asupan garam yang berlebihan. Selain dari makanan seperti bayam, zat besi juga bisa Anda dapatkan dari suplemen.
  • Menjaga berat badan.
  • Berhenti merokok.
  • Membatasi konsumsi minuman keras.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah pada batas sehat.
Gejala Gagal Jantung
Gagal jantung dapat menyebabkan denyut jantung penderita menjadi lebih cepat atau bahkan tidak beraturan. Penyakit ini juga dapat membuat pasokan darah ke ginjal menjadi lebih sedikit sehingga terjadi penumpukan cairan di tubuh penderitanya. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan gejala-gejala seperti:
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki, serta perut.
  • Meningkatnya frekuensi buang air kecil di malam hari.
  • Kenaikan berat badan.
  • Mual.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Sesak napas dan batuk kering.
Selain ke ginjal, gagal jantung juga membuat pasokan darah ke otot serta organ-organ penting lainnya menjadi berkurang. Hal ini dapat membuat penderita mengalami:
  • Lemah.
  • Letih.
  • Pusing.
Sesak napas akibat gagal jantung biasanya terasa saat penderita berbaring datar. Sebagian dari mereka juga ada yang tidur malamnya menjadi terganggu karena mengalami sesak napas hebat, sehingga mereka harus duduk atau berdiri agar bisa menghirup udara. Sedangkan untuk gejala pembengkakan kaki, biasanya mereda di waktu pagi hari, namun kembali memburuk di siang hari.
Gejala gagal jantung dapat berbeda-beda pada tiap penderita. Periksakan diri Anda ke dokter jika merasakan gejala gagal jantung. Bagi mereka yang sudah menderita penyakit ini, segera periksakan diri ke dokter jika gejala yang sudah ada memburuk atau timbul gejala lainnya. Hal ini merupakan tanda bahwa pengobatan yang sudah dilakukan belum berhasil.
Penyebab Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat. Terjadinya gagal jantung biasanya dipicu oleh masalah kesehatan, seperti:
  • Kardiomiopati atau gangguan otot jantung. Ini juga merupakan bentuk dari kerusakan otot jantung, tapi bukan disebabkan oleh penyumbatan arteri. Meski penyebab kardiomiopati sering kali tidak jelas, namun diduga faktor risikonya adalah keturunan, efek samping obat-obatan kanker, penyalahgunaan alkohol, atau infeksi virus.
  • Penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Penyakit jantung koroner membuat pasokan darah dan oksigen ke jantung menurun akibat tersumbatnya arteri oleh tumpukan lemak. Saat jantung benar-benar tersumbat dan aliran oksigen ke seluruh bagian jantung menjadi terputus, terjadilah serangan jantung. Serangan jantung dapat membuat daya pompa jantung melemah atau bahkan menyebabkan kerusakan permanen pada dinding otot jantung.
  • Hipertensi. Tekanan tinggi pada darah menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh dan otomatis otot jantung akan menebal untuk mengimbangi kinerja yang meningkat tersebut. Jika ini terus berlangsung, maka pada akhirnya jantung terlalu terbebani dan tidak lagi kuat untuk memompa darah secara efektif. Otot-ototnya menjadi lemah atau bisa juga menjadi terlampau kaku.
  • Miokarditis atau radang otot jantung. Penyakit ini kadang-kadang dapat berkembang dan mengarah pada gagal jantung. Umumnya, penyebab miokarditis adalah infeksi virus.
  • Kerusakan katup jantung. Katup jantung berfungsi menjaga darah yang mengalir melalui jantung tetap berada di jalur yang tepat. Jika katup jantung menyempit, maka aliran darah bisa terganggu dan jumlah darah yang dapat dipompa jantung menjadi berkurang. Hal ini mengakibatkan meningkatnya tekanan pada otot jantung. Sedangkan jika katup bocor, maka volume darah akan bertambah. Hal ini akan memaksa jantung bekerja lebih keras dan melebarkan otot-ototnya agar bisa menyesuaikan diri dengan volume darah tersebut.
  • Gangguan ritme jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan ritme atau detak jantung menjadi terlalu lambat atau terlalu cepat. Ritme yang terlalu lambat akan mengurangi pasokan darah dari jantung ke tubuh. Sedangkan ritme yang terlalu cepat, dapat membuat jantung bekerja terlalu keras. Kedua kondisi ini lama-kelamaan akan mengarah pada gagal jantung.
  • Hipertioridisme. Orang yang menderita penyakit ini, kelenjar tiroid di dalam tubuhnya akan memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Saat kadar hormon tersebut tinggi, maka denyut jantung, tekanan darah, serta suhu tubuh akan meningkat pula. Jika ini kondisi ini dibiarkan atau tidak ditangani, maka dapat mengarah pada gagal jantung.
Pemicu gagal jantung lainnya adalah anemia dan diabetes. Saat seseorang mengalami anemia, maka tubuhnya kekurangan oksigen yang didapat dari darah. Jika kondisi ini tidak ditangani maka kerusakan pada organ-organ di tubuhnya, termasuk jantung, dapat terjadi.
Sedangkan pada kasus diabetes, penderitanya memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit jantung daripada orang yang tidak memiliki diabetes karena kadar gula darah yang terlalu tinggi merusak pembuluh darah.
Selain penyakit-penyakit tersebut, gagal jantung juga bisa disebabkan oleh kecacatan pada organ tersebut sejak lahir. Beberapa bayi lahir dengan kondisi sebagian bilik atau katup jantungnya tidak terbentuk secara sempurna. Keadaan ini dapat menyebabkan bagian jantung lainnya yang masih sehat harus bekerja lebih keras dalam memompa darah. Pada akhirnya berpotensi mengarah kepada gagal jantung.

Diagnosis Gagal Jantung
Dalam mendiagnosis gagal jantung, pertama-tama dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan pasien serta riwayat kesehatannya. Misalnya, apakah pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, nyeri dada, kerusakan katup jantung, atau penyakit jantung koroner. Dokter juga akan bertanya apakah pasien seorang perokok, suka minuman keras, atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Setelah keterangan didapat, selanjutnya dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, salah satunya adalah dengan mendengarkan detak jantung pasien. Jika pasien dicurigai menderita gagal jantung, sejumlah tes akan direkomendasikan, di antaranya:
  • Tes darah. Melalui tes darah, dokter dapat mengetahui apakah ada masalah pada fungsi tiroid dan ginjal pasien, serta indikasi penyakit lainnya yang mungkin berdampak pada jantung, misalnya diabetes atau anemia. Selain itu, melalui tes darah, dokter juga dapat mengetahui kadar zat kimia dalam tubuh yang berhubungan dengan kondisi jantung. Zat kimia ini disebut natriuretic peptide. Jika jantung terbebani, maka organ ini akan melepas natriuretic peptide ke dalam darah. Makin tinggi kadar zat tersebut, maka kesehatan jantung berarti makin memburuk.
  • Ekokardiogram. Ini merupakan salah satu tes yang penting dilakukan dalam mendiagnosis gagal jantung. Ekokardiogram dilakukan dengan menggunakan gelombang ultrasound untuk mendeteksi kinerja fungsi jantung dan jika ada kerusakan pada jantung, misalnya masalah pada katupnya.
  • Tes latihan tekanan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik fungsi jantung saat tubuh melakukan aktivitas berat. Dalam tes tekanan, detak jantung pasien akan ditingkatkan, misalnya dengan obat yang disuntikkan atau peralatan olahraga. Melalui tes tekanan, dokter dapat mengetahui apakah tubuh pasien dapat merespons dengan baik ketika detak jantung kembali menurun atau apakah pasien menderita penyakit jantung koroner. Tes tekanan biasanya dipadukan dengan ekokardiogram agar dokter bisa melihat keadaan jantung selama tes dilakukan.
  • Tes napas. Jika pasien mengalami sesak napas, tes ini mungkin akan dilakukan. Pasien akan diminta menghirup napas dan menghembuskannya ke dalam sebuah tabung khusus. Nantinya dari tes ini dapat diketahui apakah pasien mengalami masalah pada paru-parunya sebagai gejala dari gagal jantung.
  • Pemeriksaan sinar-X. Pada penderita gagal jantung, ukuran jantung mereka membesar dan terjadi penumpukan cairan di dalam paru-paru. Melalui sinar-X keadaan tersebut dapat terlihat.
Teknik diagnosis lainnya adalah tes elektrokardiogram dan pemeriksaan ekokardiografi transesofagus. Tes elektrokardiogram dapat membantu dokter mengetahui adanya masalah yang mendasari terjadinya gagal jantung, misalnya gangguan ritme jantung atau kerusakan pada organ tersebut akibat serangan jantung.
Dalam tes elektrokardiogram, aktivitas elektrik jantung dicatat melalui elektroda yang dipasang pada kulit pasien. Sedangkan pemeriksaan ekokardiografi transesofagus bertujuan untuk mengetahui struktur jantung secara lebih rinci. Dalam pemeriksaan ini, sebuah selang kecil yang dilengkapi perangkat ultrasound di ujungnya akan dimasukkan ke dalam kerongkongan.

Pengobatan Gagal Jantung
Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang berbahaya yang dapat mengancam nyawa penderitanya. Bahkan penyakit ini dapat mengakibatkan kematian mendadak. Oleh karena itu penderita gagal jantung harus mendapatkan pengobatan yang tepat.
Sebagian besar penderita gagal jantung harus minum obat dalam jangka panjang atau bahkan seumur hidup agar gejalanya bisa terkendali. Beberapa penderita lain yang memiliki gejala parah bahkan terpaksa harus dipasangi alat penopang jantung, melakukan operasi, atau bahkan menjalani transplantasi jantung agar tetap bertahan hidup.
Penanganan gagal jantung bertujuan untuk:
  • Meredakan gejala gagal jantung.
  • Membantu jantung menjadi lebih kuat.
  • Memungkinkan si penderita bisa hidup lebih lama secara normal.
  • Menurunkan risiko serangan jantung dan kematian.
Berikut ini adalah beberapa obat yang dapat digunakan untuk menangani gagal jantung.
  • Diuretik. Obat ini dapat membantu Anda mengurangi cairan di dalam tubuh melalui pembuangan air urin. Beberapa contoh obat diuretik yang sering digunakan adalah furosemide dan bumetanide. Diuretik dapat meredakan gejala sesak napas dan pembengkakan pergelangan kaki pada penderita gagal jantung.
  • Obat penghambat beta. Obat ini dapat memperlambat detak jantung dan melindungi organ tersebut dari zat adrenalin dan noradrenalin di dalam tubuh. Obat penghambat beta umumnya digunakan pada penderita jantung akibat ventrikel kiri yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh tidak berfungsi dengan baik. Contoh obat ini adalah nebivolol, carvedilol, dan bisoprolol.
  • Obat penghambat enzim pengubah angiotensin atau ACE inhibitor. Obat ini dapat mengurangi tekanan darah dengan memperlebar pembuluh darah sehingga lebih memudahkan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Contoh obat-obatan ACE inhabitor adalah perindopril, lisinopril, enalapril, captopril, dan ramipril.
  • Obat penghambat aldosteron. Kinerja obat ini hampir sama seperti diuretik, yakni mengurangi cairan berlebih di dalam tubuh. Perbedaannya dengan diuretik adalah obat penghambat aldosteron tidak menyebabkan potasium terbuang dari tubuh dan mengurangi risiko timbulnya kerusakan pada otot jantung. Contoh obat ini adalah eplerenone dan spironolactone.
  • Obat penghambat reseptor angiotensin atau ARB. Sama seperti obat penghambat enzim pengubah angiotensin atau ACE inhabitor, obat ini bekerja dengan cara mengurangi tekanan darah dan melebarkan pembuluh darah. Contoh obat ini adalah valsartan, telmisartan, losartan, dan candesartan.
  • Digoxin. Obat ini biasanya diresepkan pada penderita gagal jantung yang gejalanya tidak kunjung reda oleh diuretik, obat penghambat beta, ACE inhibitor, dan ARB. Digoxin dapat memperlambat denyut jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi otot.
  • Ivabradine. Obat ini umumnya dijadikan alternatif pada penderita gagal jantung yang intoleran terhadap obat penghambat beta dan juga sebagai tambahan jika pemberian obat penghambat beta tidak cukup dalam memperlambat detak jantung. Obat ini memperlambat detak jantung dan hanya cocok digunakan bagi mereka yang ritme jantungnya normal.
Berikut ini beberapa jenis operasi untuk gagal jantung:
  • Operasi bypass atau angioplasty. Operasi ini dilakukan untuk mengatasi gagal jantung yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner, yaitu kondisi saat sejumlah pembuluh darah jantung tersumbat. Melalui operasi bypass, darah dapat mengalir kembali melalui jantung secara lancar sehingga mencegah serangan jantung, serta menyembuhkan angina. Pada beberapa kasus, operasi bypass dapat memperbaiki fungsi otot jantung.
  • Operasi katup jantung. Jika gagal jantung disebabkan oleh kerusakan pada katup jantung, maka operasi ini dapat dilakukan. Ada dua jenis operasi katup jantung, yaitu operasi untuk memperbaiki katup dan operasi untuk mengganti katup.
  • Operasi transplantasi jantung. Operasi ini dilakukan jika penanganan gagal jantung dengan obat-obatan serta operasi lainnya tidak menemui hasil. Melalui operasi transplantasi, jantung pasien yang sudah rusak diganti dengan jantung yang didapat dari donor. Namun prosedur ini tidaklah mudah, mengingat sulitnya mendapatkan donor jantung serta kecocokan dengan diri pasien.
Berikut ini adalah beberapa alat yang dapat dipasangkan pada penderita gagal jantung:
  • Alat pemompa jantung. Alat ini dipasang oleh dokter untuk membantu pasien gagal jantung parah agar tetap hidup, baik bagi mereka yang sudah tidak bisa diobati lagi oleh cara apa pun atau bagi mereka yang sedang menunggu donor jantung. Perangkat mekanik ini dipasang pada jantung untuk membuat organ tersebut tetap berdetak.
  • Cardic resynchronization therapy (CRT). CRT dikenal juga sebagai pemicu jantung biventrikular. Alat ini dapat membantu pasien gagal jantung yang memiliki masalah dengan sistem kelistrikan di dalam jantung mereka sehingga organ tersebut menjadi lemah. CRT mengirim impuls listrik ke ventrikel kiri dan kanan agar mampu memompa secara efisien.
  • Implantable cardioverter-defibrillator (ICD). Fungsi perangkat ini sama seperti alat pacu jantung. Perangkat yang dihubungkan ke jantung melalui pembuluh darah ini akan terus memonitor detak jantung. Jika detak jantung melemah atau bahkan berhenti, maka ICD akan mengirim sinyal kejut agar jantung kembali berdetak secara normal.
  • CRT-D. Perangkat ini merupakan gabungan dari Cardic resynchronization therapy (CRT) dan Implantable cardioverter-defibrillator (ICD).
Jika Anda menderita gagal jantung, penyembuhan tidak bisa bergantung pada obat-obatan atau operasi semata, tapi juga harus didukung dengan gaya hidup sehat, seperti:
  • Berolahraga secara teratur.
  • Mengonsumsi makanan sehat yang dianjurkan dokter.
  • Berhenti merokok dan membatasi konsumsi minuman keras.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan agar gejala gagal jantung Anda tidak memburuk, di antaranya:
  • Rutin memeriksakan diri ke dokter.
  • Rutin memonitor gejala yang Anda rasakan.
  • Rutin memonitor berat badan Anda.
  • Membatasi konsumsi garam.
  • Disiplin dalam mengonsumsi obat-obatan dari dokter.
  • Membatasi konsumsi cairan.
Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang harus dihindari oleh penderita gagal jantung:
  • Obat anti-aritmia.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
  • Dekongestan.
  • Suplemen pengganti garam.
  • Obat-obatan hormon.
  • Obat penghambat saluran kalsium.

Pencegahan Gagal Jantung

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Konsumsilah makanan bergizi tinggi dan mengandung banyak serat, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, ikan, dan daging. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti jeroan, daging kambing, kerang, kuning telur, dan udang.
Selain itu batasi asupan gula, garam, dan minuman keras. Jika Anda memiliki tingkat tekanan darah dan kolesterol yang tinggi, segera lakukan penanganan. Kedua kondisi ini dapat meningkatkan risiko terkena gagal jantung.
Gagal jantung juga dapat dicegah dengan menaga berat badan pada batasan sehat dan melakukan langkah-langkah penurunan berat badan jika diperlukan. Lakukan aktivitas atau olahraga yang dapat membuat jantung sehat, seperti bersepeda atau berjalan kaki, minimal dua setengah jam per minggu.
Berhentilah merokok jika Anda seorang perokok. Jika Anda bukan perokok, maka jauhi asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif.

PENYAKIT JANTUNG KORONER; JENIS, GEJALA, PENYEBAB DAN PENCEGAHAN

Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh. Organ berukuran sebesar kepalan tangan ini berfungsi memompa dan menyebarkan darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh.
Penyakit jantung koroner juga dikenal dengan istilah penyakit jantung iskemik dan termasuk salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sekitar 35 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit jantung. Menurut Federasi Jantung Dunia, angka kematian akibat penyakit jantung koroner di Asia Tenggara mencapai 1,8 juta kasus pada tahun 2014.


Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Seseorang mengalami penyakit jantung koroner jika aliran darah ke jantungnya terhambat oleh lemak. Penimbunan lemak di dalam arteri jantung ini dikenal dengan istilah aterosklerosis dan merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat menyebabkan terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Jika ini terjadi, aliran darah ke jantung terblokir sepenuhnya dan serangan jantung pun terjadi. Faktor pemicu aterosklerosis meliputi kolesterol yang tinggi, merokok, diabetes, serta tekanan darah tinggi.


Jenis-jenis dan Gejala Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner terbagi ke dalam dua jenis yang dikategorikan berdasarkan tingkat penghambatan aliran darah, yaitu angina (angin duduk) dan serangan jantung.
Penyakit jantung yang tidak ditangani akan mengakibatkan komplikasi mematikan. Ketika tidak menerima suplai darah yang cukup hingga terlalu lemah untuk memompa darah, kinerja jantung akan menurun. Kondisi ini dikenal sebagai gagal jantung. Komplikasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba maupun bertahap.

Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner

Terdapat beberapa langkah pencegahan yang sederhana untuk menghindari penyakit jantung, yaitu:

  • Berhenti merokok. 
  •   Menerapkan pola hidup sehat, misalnya mengurangi makanan berkolesterol tinggi serta berolahraga teratur. 
  •  Menjaga berat badan yang sehat.
  •  Mengurangi konsumsi minuman keras.

Penyebab utama penyakit jantung koroner adalah penimbunan lemak dalam arteri atau aterosklerosis. Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga dapat memicu terbentuknya trombosis atau penggumpalan darah. Pengumpalan darah ini memblokir suplai darah ke jantung. Jadi, orang yang menderita angina, lebih rentan terkena serangan jantung.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu:
  • Kebiasaan Merokok

Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung. Karbon monoksida dalam asap rokok dan kandungan nikotin pada rokok dapat meningkatkan risiko munculnya gumpalan darah serta memacu jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga akan makin membebani jantung. Senyawa kimia lain dari asap rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung yang akan memicu terjadinya penyempitan. Perokok mempunyai risiko 20-25 persen lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak merokok sama sekali.
  •  Pola Hidup yang Buruk

Risiko penyakit jantung juga dapat meningkat akibat pola hidup yang tidak sehat. Misalnya kurang berolahraga, sering mengonsumsi makanan berlemak, dan jarang mengonsumsi buah-buahan serta sayur-sayuran.
  • Kadar Kolesterol yang Tinggi

Kolesterol terbagi dalam dua jenis, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Kolesterol jahat mudah menggumpal dan menempel pada dinding pembuluh darah. Karena itu, kadar LDL yang tinggi dapat membentuk plak yang menyebabkan aterosklerosis. Kadar LDL yang normal dalam darah adalah di bawah 100 mg/dL.
  • Hipertensi

Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika tekanan darah Anda di atas 140/90 mmHg. Tekanan darah yang tinggi berarti jantung bekerja lebih keras sehingga jantung dan pembuluh darah akan lebih terbebani. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi.

  •  Penyakit Diabetes

Diabetes dapat menyebabkan penebalan pada dinding pembuluh darah sehingga berpotensi menghambat aliran darah. Karena itu, penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung.
  • Kelebihan Berat Badan
Orang yang kelebihan berat badan atau mengalami obesitas berpotensi mengidap tekanan darah tinggi, cenderung memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi, serta lebih berisiko terkena diabetes tipe 2. Karena itu, mereka juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan berat yang tinggi, jantung harus bekerja lebih keras dibandingkan jika tubuh berberat badan ideal.
  •  Faktor Usia

Makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya untuk mengidap penyakit jantung.
  • Jenis Kelamin
Dibandingkan wanita, pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung. Tetapi perlu diingat bahwa risiko penyakit jantung pada wanita akan lebih tinggi setelah mengalami menopause.

  • Riwayat Kesehatan Keluarga

Jika memiliki keluarga inti seperti ayah, ibu, adik, atau kakak yang mengidap penyakit jantung, risiko Anda untuk terkena penyakit jantung akan lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarganya.

Sebagai langkah awal diagnosis, dokter biasanya akan menanyakan tentang gejala, pola hidup, riwayat kesehatan keluarga, serta memeriksa kadar kolesterol Anda. Jika dokter mencurigai Anda mengidap penyakit jantung.

Ada beberapa langkah pemeriksaan yang akan Anda jalani untuk mengonfirmasi diagnosis.

1.      Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)
Aktivitas listrik otot jantung dapat diperiksa melalui elektrokardiogram (EKG). Tetapi pemeriksaan ini saja belum cukup untuk menentukan apakah Anda mengidap penyakit jantung atau tidak. Hasil EKG yang tidak normal bisa mengindikasikan bahwa otot jantung tidak menerima cukup oksigen.
Selain dengan posisi tidur, pemeriksaan EKG juga ada yang dilakukan saat jantung pasien dipicu dengan berlari di atas treadmil. Tes ini disebut dengan tes latihan stres atau tes treadmil. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi gejala angina.
2.      Pemeriksaan Ekokardiogram
Pemeriksaan yang sejenis dengan USG ini digunakan untuk melihat struktur, ketebalan dan gerak tiap denyut jantung hingga membentuk sebuah gambar jantung secara mendetail. Tes ini juga memeriksa tingkat kinerja jantung.
3.      Pemeriksaan Enzim Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah. Keberadaan enzim jantung dalam darah dapat mengindikasikan adanya kerusakan pada otot jantung.
4.      Angiografi Koroner atau Kateterisasi Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan penerapan bius lokal. Prosedur kateterisasi jantung meliputi:
  • Memasukkan kateter sampai ke arteri jantung melalui kaki atau selangkangan.
  • Penyuntikan tinta ke dalam arteri jantung melalui kateter.
Tujuan prosedur angiografi koroner ini adalah untuk memeriksa keberadaan serta tingkat keparahan penyempitan di dalam pembuluh darah jantung dan untuk memeriksa tekanan di dalam bilik jantung.
5.      CT dan MRI scan
Kedua pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk mengevaluasi jantung.
Jika mengidap penyakit jantung, Anda sangat dianjurkan untuk memperbaiki pola hidup Anda seperti menjaga pola makan serta berolahraga, minum obat secara teratur, serta berhenti merokok. Penyakit jantung tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah agar tidak memburuk.
Penanganan lebih invasif seperti operasi akan dianjurkan jika penyakit jantung bertambah parah sehingga mengganggu kualitas hidup seseorang.
6.      Memperbaiki Pola Hidup
Dengan memperbaiki pola hidup, pengidap dapat terhindar dari risiko terjadinya gejala-gejala penyakit jantung. Mengubah pola hidup dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana, misalnya:
  • Menerapkan pola makan yang sehat.
  • Berhenti merokok.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Mengurangi konsumsi minuman keras.
Langkah Penanganan Medis

Memperbaiki pola hidup saja terkadang tidak cukup untuk menangani penyakit jantung. Karena itu, dokter juga biasanya menganjurkan penggunaan obat-obatan atau prosedur operasi untuk mengatasi penyakit ini.
Ø  Statin
Obat ini berfungsi menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh sehingga dapat memperlambat perkembangan penyakit jantung. Beberapa jenis statin yang sering diberikan dokter adalah simvastatin, pravastatin dan atorvastatin.
Ø  Antiplatelet
Obat ini diminum untuk mencegah penggumpalan darah yang menyebabkan serangan jantung. Jenis antiplatelet yang umum digunakan meliputi aspirin dosis rendah, clopidogrel, ticagrelor dan prasugrel.
Ø  Anti-hipertensi dan obat diabetes
Jika Anda menderita tekanan darah tinggi dan/atau diabetes, sangat penting bagi Anda untuk mengontrol perkembangan penyakit-penyakit ini. Pastikan obat anti-hipertensi dan obat diabetes Anda telah sesuai dan membawa hasil yang efektif. Jika tidak, temui dokter untuk mencari cara pengobatan yang lebih cocok. Ingatlah bahwa pola hidup yang sehat juga berperan penting dalam penanganan kedua penyakit ini.
Ø  Obat-obatan untuk Menangani Angina
o   Beta-blockers
Dengan mengonsumsi obat ini, laju denyut jantung akan berkurang dan aliran darah akan menjadi lebih lancar. Ini berarti beban jantung akan berkurang sehingga serangan angina pun dapat dihindari. Jenis-jenis beta-blockers meliputi atenolol, bisoprolol, metoprolol, dan propranolol.
o   Calcium channel blockers
Calcium channel blockers (penghambat kanal kalsium) membuat dinding pembuluh darah melebar sehingga aliran darah ke jantung pun meningkat.
o   Obat nitrat
Cara kerja nitrat sama dengan cara kerja calcium channel blockers. Obat nitrat berfungsi untuk melebarkan diameter pembuluh darah sehingga memperlancar aliran darah ke jantung dan meredakan serangan angina. Obat ini tidak hanya berbentuk tablet, tapi juga dapat digunakan dalam bentuk semprot, gel, serta koyo. Kinerjanya juga ada yang singkat dan panjang. Jenis yang biasa digunakan adalah gliseril trinitrat and isosorbide mononitrate.
Ø  Ivabradine
Bagi pengidap penyakit jantung yang tidak bisa mengonsumsi beta-blockers (misalnya, karena mengalami infeksi paru-paru), obat ini sering diberikan oleh dokter. Ivabradine mengurangi beban jantung dengan cara memperlambat laju denyutnya.
Ø  Nicorandil
Obat ini dapat digunakan sebagai pengganti calcium channel blockers karena fungsinya yang sama. Nicorandil memperlancar aliran darah ke jantung dengan cara memperlebar diameter pembuluh darah.
Ø  Ranolazine
Obat ini bekerja dengan membuat otot jantung lebih rileks, tapi tidak memengaruhi laju detak jantung atau pembuluh darah. Karena itu, ranolazine sangat cocok digunakan untuk pengidap gagal jantung atau orang dengan ritme jantung yang abnormal.
Ø  Penanganan Melalui Operasi
Jika obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala-gejala angina yang Anda alami, dokter akan menganjurkan prosedur operasi. Selain untuk angina, operasi ini juga dilakukan pada pasien yang telah mengalami serangan jantung.
Ø  Intervensi Jantung Perkutan (PCI)
Operasi ini bertujuan untuk memperlebar arteri jantung yang mengalami penyempitan. Prosedurnya dilakukan dengan memasukkan cincin (stent) ke arteri jantung yang menyempit melalui proses angiografi koroner atau kateterisasi jantung.

Ø  Bedah bypass arteri jantung (CABG)
Prosedur operasi ini meliputi penanaman pembuluh darah dari anggota tubuh lain untuk membuka rute baru bagi aliran darah ke jantung sehingga suplai darah mencukupi. Penderita diabetes, pasien lanjut usia dan yang mengalami lebih dari dua penyempitan pembuluh darah dianjurkan untuk menjalani CABG daripada PCI.

Pencegahan Penyakit Jantung

Penyakit jantung koroner dapat dicegah. Terdapat beberapa langkah pencegahan sederhana yang dapat Anda lakukan adalah: 
  1. Berhenti merokok. Merokok tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung, tapi juga berbagai penyakit lain seperti stroke dan kanker paru-paru. 
  2. Menerapkan pola hidup sehat juga bisa mencegah jantung koroner, misalnya dengan berolahraga secara teratur (minimal 2-3 jam seminggu) dan menjaga pola makan seperti lebih banyak mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran dan mengurangi makanan bersantan. 
  3. Mengendalikan tekanan darah tinggi (misalnya dengan mengonsumsi makanan rendah garam dan obat anti-hipertensi secara teratur), mengendalikan kadar gula darah (misalnya membatasi konsumsi makanan manis dan mengontrol perkembangan diabetes). 
  4. Menjaga kadar kolesterol, terutama untuk orang yang berusia di atas 40 tahun. Langkah ini dapat dilakukan dengan menghindari makanan berlemak seperti rendang, opor ayam, atau gorengan. 
  5. Menjaga berat badan yang sehat dan membatasi konsumsi minuman keras merupakan cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit jantung koroner. 
  6. Khusus bagi pengidap angina, tindakan pencegahan juga perlu dilakukan demi menghindari serangan jantung serta komplikasinya. Karena itu, mereka dianjurkan untuk meminum obat-obatan yang diberikan dokter secara teratur dan sesuai dosis.