Rabu, 17 Agustus 2016

GLIKOSURIA, HEMATURIA, ALBUMINURIA | PENYEBAB DAN PENCEGAHAN

GLIKOSURIA

Pada dasarnya fungsi ginjal adalah menfiltrasi  glukosa darah kembali ke dalam aliran darah dan tidak mengizinkan darah untuk dibuang bersama urin, hanya sebagian kecil saja yang dibuang atau diekskresikan bersama urin, yaitu sekita 0,01% atau lebih kecil . Akan tetapi dalam kondisi ini ginjal tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga dalam urin terdapat glukosa melebihi jumlah tersebut.Kondisi ini bisa terjadi karena adanya kondisi diabetes mellitus, tetapi jika ada masalah dengan kemampuan ginjal untuk menyerap kembali (reabsorbsi) glukosa, kondisi ini disebut renal glikosuria (glukosuria)

Ginjal memiliki nilai ambang untuk glukosa yang merupakan jumlah glukosa dalam darah dimana ginjal masih mampu melakukan reabsobsi atau penyerapan kembali. Nilai ambang ginjal berkisar antara 160-190 mg/dl.  Ketika kadar glukosa darah melebihi nilai ambang ginjal tersebut, maka kelebihan kadar glukosa tidak lagi dapat diserap oleh ginjal dan diekskresikan bersama urin.
 Penyebab Glikosuria
Ada beberapa faktor yang secara umum dapat menyebabkan terjadinya glikosuria : Diabetes Millitus,  Hipertiroidisme, Makanan Berkadar Gula Tinggi, Tekanan Intrakranial, Penyakit Hati.

1.      Diabetes Millitus
Diabetes Millitus secara umum karena kurangnya insulin dalam darah sehingga kadar glukosa meningkat dan dapat melebihi nilai ambang ginjal. Ketika hal itu terjadi, ginjal tidak mampu lagi untuk menyerap kembali gula kembali ke dalam aliran darah, yang memungkinkan terjadinya glukosa terekskresi bersama urin.

2.      Hipertiroidisme
Hipertiroidisme atau gangguan kelebihan hormon tiroid juga dapat menyebabkan glikosuria. Peningkatan hormon tiroid dalam aliran darah dapat menyebabkan penyerapan dari glukosa dari filtrat menjadi terhambat, sehingga glukosa berhasil keluar bersama urin.

3.      Makanan Berkadar Gula Tinggi
Faktor yang juga menyebabkan glikosuria adalah makanan berkadar gula tinggi. Tingginya kadar gula dalam amakanan berdampak pada tingginya kadar gula darah. Jika tingginya kadar gula dalam darah melebihi  nilai ambang ginjal, hal itu akan menyebabkan glukosa tidak seluruhnya diserap kembali oleh ginjal sehingga ia dapat keluar bersama urin.

4.      Tekanan Intrakranial
Peningkatan tekanan intrakranial dapat meningkatkan tingginya kadar gula darah atau juga disebut dengan hiperglikemia. Ketika hal ini terjadi, seperti pada faktor lainnya, ginjal akan sulit melakukan reabsorbsi dan glukosa pun tereksekresi.

5.      Penyakit Hati
Kondisi lain yang juga menjadi faktor penyebab glikosuria  adalah faktor penyakit hati. Penyakit hati seperti sirosis hati dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat yang dapat menyebabkan tingginya gula dalam darah.

6.      Renal Glikosuria
Penyebab lain dari lolosnya glukosa dalam urin adalah suatu kondisi yang dikenal sebagai renal glikosuria, yaitu sebuah kondisi di mana tubulus ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa, yang bukan dikeluarkan dalam urin bahkan ketika kadar gula darah masih dalam ambang ginjal atau lebih rendah rendah.

Gejala Glikosuria (Glukosuria)
Ketika glikosuria terjadi dapat menimbulkan beberapa gejala, salah satunya adalah sakit perut. Selain itu, pada sebagian kasus glukosuria di tandai dengan gejala tingginya kadar gula dalam darah. Untuk melihat gejala ini kita perlu melakukan tes dara dalam laboratorium. Akan tetapi perlu kita ketahui, bahwa tidak semua glukosuria ditandai dengan tingginya gula dalam darah. Gejala yang pasti terjadi pada glikosuria adalah adanya kadar gula dalam urin. Gejala lainnya yang meungkin terjadi pada glukosuria adalah rasa haus yang berlebihan.

Cara Mencegah Terjadinya Glikosuria (Glukosuria)
 Agar glikosuria ini tidak terjadi, kita bisa melakukan pencegahan dengan melakukan beberapa hal seperti tidak mengkonsumsi zat gula secara berlebihan. Selain itu, agar glukosuria tidak terjadi, kita juga dapat melakukan penanganan terhadap beberapa kondisi yang menjadi faktor penyebab glukosuria seperti diabetes millitus dan dan penyakit hati.

Cara Mengobati Glikosuria (Glukosuria)
Dalam mengobati Glikosuria (Glukosuria) seorang dokter biasanya akan mempertimbangkan faktor yang menyebabkan glikosuria. Faktor penyebab tersebut juga menjadi penentu apakah glokusuria termasuk kondisi akut atau kronis.

Melakukan pengobatan terhadap diabetes, hipertiroidisme dan melakikan ginjal fungsi teratur dapat membantu dalam mengurangi ekskresi gula dalam urin. Beberapa obat medis seperti dapagliflozin dan canagliflozin merupakan obat yang bisa diberikan  untuk mengurangi kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2.


HEMATURIA 


Hematuria adalah kondisi adanya darah di dalam urine. Urine akan berubah warna menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan. Urine yang normal tidak mengandung darah sedikitpun kecuali pada wanita yang sedang menstruasi. Mungkin kondisi ini bisa terlihat sangat menakutkan, meski hematuria jarang menjadi pertanda kondisi medis yang membahayakan nyawa Anda. Tapi Anda harus segera memeriksakannya ke dokter untuk mengetahui penyebab munculnya darah di dalam urine.
Terkadang, terdapat pula darah yang muncul di dalam urine meski tidak kasat mata. Kondisi ini sering disebut sebagai hematuria mikroskopik. Darah yang terkandung dalam urine hanya bisa dilihat di laboratorium dengan memakai mikroskop. Meski begitu, dokter tetap perlu memeriksa penyebab munculnya darah dalam urine.

Darah yang ada dalam urine umumnya berasal dari sistem saluran kemih, seperti:
  • Kandung kemih. Tempat menyimpan urine.
  • Uretra. Saluran yang dilewati urine dari kandung kemih menuju ke luar tubuh
  • Ureter. Saluran dari ginjal menuju ke kandung kemih.
  • Ginjal. Organ yang berfungsi menyaring darah.
Gejala pada Hematuria

Tanda-tanda yang jelas terlihat dari hematuria adalah berubahnya warna urine menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan karena mengandung sel darah merah. Umumnya hematuria tidak terasa sakit. Tapi jika muncul darah yang menggumpal bersama dengan urine, kondisi ini akan menjadi menyakitkan.
Beberapa kasus hematuria memang tidak disertai gejala lain sama sekali. Namun ada juga yang mengalami lebih dari hematuria. Gejala-gejala yang menyertai hematuria akan tergantung pada penyebab dasarnya. Berikut adalah gejala-gejala lain yang mungkin ada:
  • Perih saat buang air kecil
  • Frekuensi buang air kecil yang meningkat
  • Sakit pada perut bagian bawah
  • Kesulitan buang air kecil
  • Rasa sakit di punggung bagian bawah
Penyebab Terjadinya Hematuria

Ada hal lain yang bisa menyebabkan urine berubah warna menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan. Makanan dan obat-obatan bisa menjadi salah satu penyebab perubahan warna urine. Buah bit dan beri bisa mengubah warna urine jadi berwarna merah. Lalu obat-obatan seperti antibiotik nitrofurantoin dan obat laksatif sanna bisa membuat warna urine berubah menjadi kemerahan.

Perubahan warna yang disebabkan oleh makanan dan obat seperti di atas akan menghilang dalam beberapa hari. Jika Anda seorang wanita, pastikan darah yang keluar bukan akibat menstruasi.


Untuk mengetahui dengan pasti apakah terdapat darah pada urine Anda dan memastikan penyebabnya, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Berikut ini beberapa penyebab umum munculnya darah dalam urine.
  • Infeksi saluran kemih. Kondisi ini terjadi ketika bakteri memasuki tubuh melalui uretra dan berkembang biak di dalam kandung kemih. Gejala lain selain hematuria adalah keinginan untuk terus buang air kecil, sakit dan sensasi rasa terbakar saat buang air kecil, dan urine yang beraroma kuat.
  • Infeksi ginjal. Gejala yang lainnya adalah demam dan juga sakit pada sisi punggung bagian bawah.
  • Batu ginjal. Jika batu cukup kecil, kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit. Tapi jika batu berukuran besar dan menghalangi salah satu saluran dari ginjal, akan menyebabkan sakit yang parah.
  • Pembengkakan kelenjar prostat. Kondisi yang umum ini tidak terkait dengan kanker prostat dan cenderung terjadi pada pria dewasa. Kondisi ini bisa menyebabkan kesulitan buang air kecil dan sering buang air kecil.
  • Kanker prostat. Kondisi ini bisa disembuhkan jika diketahui dan ditangani sejak dini. Cenderung terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Perkembangan kondisi ini sangat perlahan.
  • Kanker kandung kemih. Kondisi ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun.
  • Kanker ginjal. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang-orang di atas usia 50 tahun. Kanker ini bisa disembuhkan apabila terdeteksi dan diobati sejak dini.
  • Peradangan pada uretra. Kondisi yang umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti chlamydia (klamidia), akibat terinfeksi bakteri Klamidia trachomatis.
  • Kelainan genetik. Anemia sel sabit adalah kerusakan hemoglobin sel darah karena faktor keturunan. Kondisi ini bisa menyebabkan munculnya darah dalam urine. Selain anemia sel sabit, sindrom Alport juga bisa menyebabkan hematuria. Sindrom ini memengaruhi jaringan penyaring pada ginjal.
  • Olahraga secara berlebihan. Kondisi ini mungkin jarang sekali terjadi dan tidak diketahui dengan pasti kenapa bisa menyebabkan terjadinya hematuria, tapi salah satu keterkaitannya adalah karena terjadi trauma pada kandung kemih yang mengalami dehidrasi akibat aktivitas fisik yang berlebihan.
Diagnosis terhadap Hematuria

Untuk memastikan bahwa perubahan warna pada urine disebabkan oleh adanya darah, dokter akan melakukan tes urine. Setelah tes urine, Anda mungkin perlu melakukan tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal.

  •  Tes pencitraan CT scan, ultrasound ginjal, dan pyelografi intravena bisa dilakukan untuk mengenali apakah terdapat batu ginjal atau kelainan lain pada sistem saluran kemih.
  • Tes pengambilan sampel jaringan seperti sistoskopi dan biopsi ginjal adalah prosedur lebih intensif yang akan dilakukan jika penyebab hematuria masih belum diketahui. Sistoskopi dilakukan untuk menentukan apakah terdapat sel abnormal atau sel kanker pada kandung kemih. Sedangkan biopsi ginjal dilakukan untuk mencari tahu apakah terdapat kondisi tertentu pada ginjal Anda.

Hematuria adalah gejala yang muncul akibat kondisi medis lain yang jadi penyebab dasarnya. Pengobatan akan berdasarkan penyebab tersebut. Misalnya, jika hematuria disebabkan oleh infeksi saluran kemih, makan dokter akan memberikan resep antibiotik. Namun jika disebabkan oleh batu ginjal, pengobatan bisa mulai dari obat pereda sakit, tamsulosin untuk memperlancar keluarnya batu, hingga operasi. Periksakan diri ke dokter jika Anda merasa warna urine tidak seperti biasanya.

ALBUMINURIA 

Albuminuria adalah suatu kondisi di mana urin mengandung protein albumin yang banyak. Albumin adalah protein utama yang terdapat dalam darah, sehingga albuminuria disebut juga sebagai proteinuria. Protein merupakan senyawa kompleks yang terdapat di hampir semua bagian tubuh, termasuk otot, tulang, rambut, dan kuku.

Protein yang berada dalam aliran darah juga melakukan sejumlah fungsi penting seperti melindungi tubuh dari infeksi, membantu pembekuan darah, dan menjaga keseimbangan cairan di seluruh tubuh.
Bagaimana mekanisme terjadinya albuminuria?

Saat darah melewati ginjal yang sehat, maka ginjal akan menyaring produk limbah dan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh lalu membuangnya melalui urin. Sedangkan albumin dan protein lain merupakan zat yang masih diperlukan oleh tubuh sehingga tidak dikeluarkan. Namun, ketika ginjal mengalami kerusakan dalam menyaring, maka protein dari darah dapat bocor ke dalam urin.

Jika proteinuria tidak terkontrol, peningkatan jumlah protein dalam urin dapat menyebabkan kerusakan ginjal menjadi lebih berat. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan gagal ginjal. 

 Penyebab Albuminuria Dua faktor risiko yang paling umum yang dapat menyebabkan albuminuria adalah sebagai berikut:
  •  Diabetes Tekanan
  • Darah Tinggi (hipertensi)
 Keduanya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, sehingga menyebabkan albuminuria atau proteinuria.

Contoh penyebab albuminuria selain darah tinggi dan diabetes meliputi:
 ·         Obat-obatan
·         Trauma atau cedera
·         Racun
·         Infeksi
·         Gangguan sistem kekebalan tubuh
·         Peningkatan produksi protein di dalam tubuh dapat menyebabkan proteinuria. Contoh termasuk multiple myeloma dan amiloidosis .

Faktor risiko lainnya termasuk:
  • Kegemukan
  • Usia di atas 65 tahun
  • Riwayat keluarga penyakit ginjal
  •  Preeklamsia ( tekanan darah tinggi dan proteinuria pada kehamilan )
 Gejala Albuminuria
Albuminuria tidak memiliki tanda-tanda atau gejala pada tahap awal. Banyaknya protein dalam urin dapat ditandai dengan urin yang berbusa. Disamping itu, karena protein telah meninggalkan tubuh, darah tidak bisa lagi menyerap cukup cairan, sehingga dapat terjadi pembengkakan di tangan, kaki, perut, atau wajah. Pembengkakan ini disebut edema. Ini adalah tanda-tanda hilangnya protein (proteinuria) dalam jumlah besar dan menunjukkan bahwa penyakit ginjal telah berkembang.

Pemeriksaan laboratorium adalah satu-satunya cara untuk mengetahui seseorang mengalami albuminuria atau tidak dan apakah protein dalam urine menunjukkan adanya kerusakan ginjal yang luas.

Diagnosis dan Pemeriksaan
 Pemeriksaan Proteinuria (Albuminuria) Dalam rangka melakukan pemeriksaan skrining terhadap penyakit ginjal, dokter akan memeriksa sampel urin acak untuk mendeteksi adanya proteinuria. Protein ini mudah dan cepat ditemukan dengan pengujian dipstick urin (lihat gambar di bawah). Jika tes skrining ini negatif, tes urine yang lebih akurat dapat dilakukan untuk mengukur rasio disebut rasio albumin : kreatinin. Rasio albumin-kreatinin terhadap sampel urin pagi dianggap akurat, tapi kadang-kadang koleksi urin 24 jam dapat dilakukan untuk mengukur albuminuria. Albuminuria juga dapat diukur dengan menggunakan dipstick-albumin spesifik pada sampel urin acak.

Semua orang dengan diabetes tipe I dan tipe 2 yang berusia antara 12 dan 70 tahun harus menjalani tes urine untuk memeriksa albuminuria setidaknya sekali setahun. Pedoman saat ini menyarankan skrining untuk albuminuria pada pasien dengan faktor risiko penyakit ginjal kronis, termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit sistemik, usia lebih dari 60 tahun, dan riwayat keluarga gagal ginjal. Jika positif, hasilnya harus dikonfirmasi dengan tes urine kedua.

Pengobatan Albuminuria
Jika seseorang memiliki diabetes, hipertensi, atau keduanya, tujuan pertama pengobatan albuminuria adalah mengontrol glukosa darah atau gula darah, dan tekanan darah. Orang dengan diabetes harus tes glukosa darah dengan rutin, mengikuti rencana makan yang sehat, mengambil obat yang diresepkan, dan melakukan olahraga atau latihan yang direkomendasikan oleh dokter 

0 komentar:

Posting Komentar